Puncak Karya Agung Panyegjeg  Jagad Panca Wali Krama di Pura Agung Kentel gumi Klungkung  Menghidupkan Kembali Tradisi Spiritual Bali

Minggu, 17 November 2024

blog1

 

Klungkung | cokbrasika.com – Dalam suasana khidmat, 16 November 2024, bertepatan dengan Purnama Kelima, Pura Agung Ketel gumi menjadi pusat perhatian umat Hindu Bali dan Nusantara. Upacara Panyegjeg  Jagad Panca Wali Krama, bagian dari Karya Agung Ketelgumi, berlangsung dengan agung. Rangkaian ritual ini menjadi momentum penting untuk mengenalkan kembali fungsi spiritual Pura Agung Kentel gumi sebagai pusat keseimbangan alam semesta.

Pura Agung Kentel gumi: Pusat Spiritual Bali

Ngakan Gede Putu Bawa, Bandesa Pura Kentel gumi , menjelaskan bahwa Pura Agung Ketelgumi, bersama dengan Pura Pasar Agung Giri Tolangkir Besakih dan Pura Batur, adalah tiga pusat spiritual utama di Bali, sebagaimana disebutkan dalam Raja Purana Pura Agung Ketelgumi. Purana ini baru ditemukan kembali setelah kurang lebih 500 tahun tersembunyi, sejak tahun 2008 hingga kini.  

"Dalam 16 tahun terakhir, kami menyadari pentingnya kembali mengangkat nilai-nilai luhur yang terkandung di Pura Agung Kentelgumi. Sebagai pusat spiritual Bali, pura ini menjadi tempat pelaksanaan ritual besar yang bertujuan menjaga keseimbangan Jagad Bali dan Nusantara," ujar Ngakan Gede Putu Bawa.

Ritual Panyegjeg  Jagad: Mengharmonikan Alam Semesta

Rangkaian Karya Agung Panyegjeg Jagad Panca Wali Krama   dimulai dengan kehadiran Ide Betara Pulau Agung Ketelgumi, Ide Betara Pasar Agung Giri Tolangkir Besakih, dan Ide Betara Medang Kemulan. Ritual ini melibatkan prosesi penyucian alam semesta untuk membawa kedamaian, kemakmuran, dan keseimbangan energi di Bali serta Nusantara.  

Ngakan Gede Putu Bawa menegaskan bahwa Panyegjeg  Jagad adalah salah satu dari tiga ritual besar di Bali, bersama dengan Ekadasa Rudra di Besakih dan Pengusapan Jagad di Pura Batur. "Dengan ritual Panyegjeg  Jagad, kami berharap umat Hindu dapat semakin memahami pentingnya menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Sang Hyang Widhi," tambahnya.

 

Harapan untuk Umat Hindu

Upacara ini tidak hanya bertujuan spiritual, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi umat Hindu untuk mengenali fungsi dan makna Pura Agung Ketelgumi sebagai pusat Jagad Bali. Harapan besar disampaikan oleh Ngakan Gede Putu Bawa, yaitu agar umat semakin sadar akan warisan leluhur dan tanggung jawab menjaga adat, budaya, dan tradisi Bali.

"Kami berharap, melalui ritual ini, Jagad Bali dan Nusantara diberkahi kesejahteraan, kedamaian, dan keharmonisan. Semoga tradisi ini terus hidup, menjadi inspirasi generasi mendatang untuk menjaga kelestarian budaya kita," tutupnya.

 

Rangkaian Karya Hingga Penyineban

Karya Agung Ketelgumi akan berlangsung hingga 27 November 2024, dengan acara Penyineban sebagai penutup rangkaian upacara. Partisipasi umat Hindu dari berbagai daerah menunjukkan semangat kebersamaan dalam menjaga keseimbangan spiritual Nusantara.  

Om Santih, Santih, Santih, Om.
(TinNewsyess)